Dilihat dari sejarahnya, penamaan wilayah desa ini sebagai Desa Gunungsari tidak terlepas dari keberadaan sebuah pemukiman kecil yang akhirnya dijadikan nama desa. Gunungsari merupakan pemekaran desa Kasreman dan dan sebagian pemekaran dari Desa Suruh yang terjadi sekitar tahun 1890.Bekel (Kepala Desa) yang Pertama bernama SETRO IJOYO ( 1890-1896 ) Bekel yang kedua bernama NOYO MEDJO (1896-1931),Lurah yang Ketiga bernama SASTRO PENO ( 1931-1936 ),Lurah yang keempat bernama SASTRO SUWITO GIMIN ( 1936-1943 ),Kepala Desa yang kelima bernama SOMO PAWIRO SOELADJI (1943-1988),Kepala Desa yang keenam bernama WARSIDI SASTRO WIYONO (1988-1999),Kepala Desa yang ketujuh bernama NARTOKO (1999-2005),Kepala Desa yang kedelapan bernama SURYAT ( 2006-2013 ), Kepala Desa yang kesembilan bernama SURADI ( 2013 – sampai sekarang ) Sejarah Desa Gunungsari tidak sejelas dengan desa-desa lain yang ada di sekitarnya. Letaknya yang relatif terpencil dan masuk ke dalam kawasan hutan, serta daerah yang berbukit-bukit,memungkinkan teka-teki yang hingga sekarang belum terurai secara baik terutama terkait siapa yang babad tanah ini.
Beberapa data yang masuk menyatakan bahwa nenek moyang (orang yang babat tanah) desa ini berasal dari orang orang mager sari (orang yang bermukim dikawasan hutan).sehingga dengan kondisi yang berbukit dan berbatu ( Pegunungan) dan orang Magersari maka jadilah sebuah nama Desa Gunungsari
Asumsi terkuat dari sejarah desa Gunungsari adalah bahwa sejarah desa ini integral dengan desa-desa disekitarnya, terutama Desa Sumberjo dan Kenongorejo